“Kau sadar tidak, sih, kalau hidup ini tidak
adil? Kita kehilangan di saat kita belum siap. Kita harus belajar ekonomi,
akuntansi, matematika, tapi pada kenyataannya, yang harus kita lakukan adalah
belajar merelakan dan lanjut menjalani kehidupan, bukan?”
(Halaman 33)
“Rasanya sudah lama sekali aku tidak tertawa,
jadi tolong jangan larang aku untuk melakukan ini. Aku ingin tertawa lepas. Aku
ingin melupakan hidupku sejenak. Aku ingin merasa bebas.”
(Halaman 38)
“Selagi ada aku di sini, kau tidak perlu takut.”
(Halaman 64)
“Entah kenapa selalu ada kesulitan untuk
mengatakan sesuatu yang bertolak belakang dengan kenyataan.”
(Halaman 66)
“Aku tidak ingin kehilangan lagi.”
(Halaman 79)
“Dan, bukankah kita tidak akan pernah rela
melihat orang yang kita sukai terluka oleh orang lain?”
(Halaman 81)
“Mengapa orang-orang harus berubah jika mereka
masih bisa tetap sama?”
(Halaman 114)
“Jika cinta adalah dongeng yang indah, mengapa
harus ada rasa sakit di dalamnya?”
(Halaman 116)
“Ini bukan perasaan lelah, ini salah satu bukti
emosi yang tak dapat ditahan.”
(Halaman 120)
“Namun, sekali lagi, kau tidak akan pernah tahu
kapan malaikat datang mencabut nyawamu. Terkadang, kematian datang tiba-tiba,
bahkan pada saat kau belum siap.”
(Halaman 131)
“Jalani hidupmu semaksimal mungkin.”
(Halaman 134)
“Hidup itu tidak tertebak.”
(Halaman 135)
“Stay for a while or move on now.”
(Halaman 149)
“Kau dengan hidupmu. Aku dengan hidupku.”
(Halaman 163)
“Pada akhirnya, untuk selamanya, perasaan tidak
akan bisa berbohong dan dibohongi. Ia selalu ada di sana, memintamu untuk
memperjuangkannya.”
(Halaman 177)
“Percayalah, tidak ada yang sia-sia di dunia
ini. Sia-sia adalah ketika kau tidak mencoba apa yang harus kau lakukan.”
(Halaman 178)
“Kesibukan membuat segalanya menjadi cepat.”
(Halaman 217)
“Is it easy to “let” him go?”
(Halaman 219)
“Dia... terlalu spesial... berkesan.”
(Halaman 223)
“Dan, kau selalu tahu, kan, cinta pertama
adalah saat kita berharap terlalu banyak, menanti terlalu lama, cemas terlalu
sering, menginginkan happy ending yang terkadang tidak mungkin?”
(Halaman 223)
“Pertahankan atau lepaskan. Pertahankan atau
lepaskan.”
(Halaman 230)
“Tidak bisa semudah itu mengakhiri hubungan
dengan seseorang yang kau sayang, sekalipun kau tahu ia tidak pernah bahagia
bersamamu.”
(Halaman 230)
“Lepaskan dia dan cari kebahagiaanmu sendiri.”
(Halaman 233)
“Percayalah, Tuhan meenciptakan kita
berpasang-pasangan. Kita tidak perlu terlalu khawatir. Menurutku, kita hanya
perlu menunggu saat yang tepat untuk cinta datang.”
(Halaman 233)
“Aku menyayangimu dan aku tidak akan pernah
membencimu.”
(Halaman 240)
“Melangkah, temukan kebahagiaanmu, dan jangan
lupa berdoa untukku.”
(Halaman 240)
“Ya, kau harus menolong dirimu sendiri. Kau harus
berdamai dengan hati dan pikiranmu. Kau harus menghilangkan dendam yang ada
pada dirimu.”
(Halaman 252)
“Aku tidak bermaksud menyakitinya. Aku juga
tidak bermaksud menyakiti siapa pun.”
(Halaman 257)
“Aku benar-benar mencintainya. Aku ingin dia
bahagia. Dan aku harap kalian mengerti.”
(Halaman 257)
“Selamanya, kau akan jadi sahabatku!”
(Halaman 258)
“Tidak butuh tinju untuk meluapkan emosi. Hanya
dengan rangkulan bersahabat, semua menjadi baik-baik saja.”
(Halaman 258)
“Kata “selamanya” memang berlaku untuk
persahabatan, jika kau mau berjuang.”
(Halaman 264)
“Kita tidak akan pernah benar-benar berpisah.
Toh, kita masih melihat langit yang sama. Kita masih menginjakkan kaki di tanah
yang sama. Ini hanya masalah jarak. Dan, aku pasti kembali.”
(Halaman 273)
“Dan jika kamu besedih, ingat-ingatlah bahwa
kamu pernah bahagia.”
(Halaman 274)
“Terlalu banyak kenangan manis yang menyedihkan
bila diingat.”
(Halaman 290)
“Aku menunggumu. Untuk apa mencari yang lain?”
(Halaman 296)
“Yang sebenarnya aku pikirkan selama ini hanya
kamu. Yang aku sayang selama ini hanya kamu. Dan, kalaupun aku menyukai salah
seorang di sana, aku tidak akan memilih mereka. Aku sudah memilihmu.”
(Halaman 297)
“Sekarang, aku belajar satu hal; aku tidak
perlu pergi jauh-jauh untuk menemukan apa yang aku cari. Karena orang yang
kucari selama ini sudah berdiri setia di sampingku, menanti kepastian, tapi aku
sempat tidak menyadarinya. Aku menyayangimu, dan perasaan ini jauh lebih kuat
dari cinta.”
(Halaman 297)
quotesnya di tambahin lagi dong
BalasHapus